SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem
Pengambilan Keputusan atau SPK adalah bagian dari sistem informasi
berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen
pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi atau perusahaan. sebuah sistem yang memberikan
pertimbangan kepada bagian manager sampai ke direktur atau pemilik saham dalam
perusahaan, untuk memutuskan sebuah kebijakan tertentu dalam perusahaan.
Definisi lainnya terkait dengan system pengambilan keputusan :
1.
Menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993)
sistem
yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para
pengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah-masalah rumit yang
“mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual dengan cara melalui simulasi
yang interaktif dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
2.
Menurut Mann dan Watson
Sistem
Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu
pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan
untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak
terstruktur.
3.
Menurut Raymond McLeod,
Sistem
Penunjang Keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang
ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan
oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Definisi
Secara Umum
DSS
adalah Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah
semi terstruktur.
Definisi
Secara Khusus
DSS
adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun
sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara
memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
Jenis-jenis
DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Mengambil
elemen-elemen informasi.
2. Menganalisis
seluruh file.
3. Menyiapkan laporan dari berbagai file.
4. Memperkirakan
dari akibat keputusan.
5. Mengusulkan
keputusan.
6. Membuat
keputusan.
Tujuan dari Decision Support System (DSS) antara lain adalah
:
1. membantu
manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
- mendukung
penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
- meningkatkan
efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer daripada efisiensinya.
Tahapan
Proses Pengambilan Keputusan
Model
yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A. Simon akan digunakan
sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri
dari tiga tahap pokok, yaitu:
1.
Penyelidikan:
Mempelajari
lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh,
diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi
persoalan.
2.
Perancangan:
Mendaftar,
mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi
proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji
kelayakan pemecahan tersebut.
3.
Pemilihan:
Memilih
arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan
dilaksanakan.
Jadi,
proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai
perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya
mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan
tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses yang berkesinambungan.
Cara lain
untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan
bersinambung yang digerakkan oleh sebuah sasaran mengubah sistem ( bisnis,
departemen, keluarga, dan sebagainya) dari keadaan sekarang menjadi suatu keadaan
baru. Keadaan yang diharapkan atau tujuan mengakibatkan suatu pencarian cara
mencapainya. Proses ini sering disebut “analisis cara tujuan” (means end
analysis).
Beberapa
model pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil
keputusan. Sebagai contoh, Rubenstein dan Harberstroh mengusulkan
langkah-langkah berikut ini:
1.
Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
2.
Analisis dan laporan alternatif-alternatif.
3.
Pemilihan diantara alternatif yang ada.
4. Langkah
lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
Teori
Pengambilan Keputusan
Teori
pengambilan keputusan menekankan bahwa terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh, yaitu:
1.
Identifikasi permasalahan yang dihadapi
Ada
ungkapan yang mengatakan bahwa suatu “permasalahan yang sudah dikenali
hakikatnya dengan tepat sesungguhnya sudah separo terpecahkan.” Ungkapan ini
mempunyai tiga implikasi, yaitu:
a). Bahwa
mutlak perlu mengenali secara mendasar situasi problematik yang menimbulkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi atau perusahaan.
b).
Pengenalan secara mendasar berarti “akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan
harus digali sedalam-dalamnya.
c).
Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang
segera tampak. Jika hanya gejala yang diidentifikasikan, sangat mungkin
“terapinya” pun hanya mampu menghilangkan gejala tersebut. Padahal yang harus
dihilangkan adalah “sumber penyakitnya”.
2.
Pengumpulan data
Berangkat
dari pandangan bahwa pengambilan keputusan memerlukan dukungan informasi yang
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam
pengumpulan data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:
a).
Pentingnya menggali data dari semua sumber yang layak digali, baik secara
internal maupun secara eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya
akses bagi para pengolah data terhadap semua sumber data.
b).
Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan
permasalahan yang hendak diatasi.
c). Bahwa
mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang
dihasilkan akan bermutu tinggi pula.
3.
Analisis data
Analisis
data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk
memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan
persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki,
dengan demikian memberikan interpretasi yang sama tentang data tersebut.
4.
Analisis berbagai alternatif
Salah
satu tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban
yang paling tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus
selalu terdapat berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang
pengambil keputusan dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan
untuk menggunakan alternatif tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil
keputusan. Bahkan teori pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika seseorang
memutuskan untuk tidak mengambil keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan
keputusan juga.
5.
Pemilihan alternatif
Jika
dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan “memberi petunjuk”
tentang alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang
paling efektif. Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang
tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil keputusan di masa lalu dan keyakinan
bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik.
6.
Implementasi (pelaksanaan)
Apakah
alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada
waktu digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan dan
apakah permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau
tidak.
7.
Evaluasi (penilaian)
Hasil
pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok
ukur yang baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa
hasil yang di capai melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau
kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan penting dalam mengelola
organisasi atau perusahaan di masa depan.
Aktivitas
peemodelan yang terlibat dalam system pendukung keputusan adalah:
a.
Analisis Jika-Maka (What-if-analysis)
Analisa
yang dititik beratkan pada pengobservasian perubahan terhadap
variabel-variabel tertentu berpengaruh terhadap variable lain
b.
Analisis Sensitivitas (Sensitivity analysis)
Analisa
yang dititik beratkan pada pengobservasian pengaruh naik turunnya satu variable
terhadap variabel- variabel lain.
c.
Analisis Pencarian Sasaran (Goal seeking Analysis)
Analisa
yang dititik beratkan pada perubahan nilai-nilai beberapa variable hingga nilai
variable yang diinginkan mencapai nilai tertentu.
d.
Analisis Optimisasi (Optimization analysis)
Analisa
yang dititik beratkan pada pencarian nilai-nilai optimum dari setiap variable
yang ada berdasarkan pada kendala-kendala yang ada
DAMPAK
PEMANFAATAN DSS
Dampak
dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
1. Masalah-masalah
semi struktur dapat dipecahkan.
- Problem
yang kompleks dapat diselesaikan.
- Sistem
dapat berinteraksi dengan pemakainya.
- Dibandingkan
dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan
DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik.
- Menghasilkan
acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang
kurang berpengalaman.
- Untuk
masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
- Fasilitas
untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer
untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
- Meningkatkan
produktivitas dan kontrol dari manajer.
Di samping
berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki
beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :
- Ada
beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
- Kemampuan
suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya
(pengetahuan dasar serta model dasar).
- Proses-proses
yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak
yang digunakan.
- SPK
tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini
dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan
tugasnya.
Komponen
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu:
- Subsistem
pengelolaan data (database).
- Subsistem
pengelolaan model (modelbase).
- Subsistem
pengelolaan dialog (userinterface).
Hubungan
antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
1. Sub
sistem pengelolaan data (database)
Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).
Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).
2. Sub
sistem pengelolaan model (model base)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
3. Subsistem
pengelolaan dialog (user interface)
Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
Fasilitas
yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen
- Bahasa
aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat
digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan
melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction
yang lainnya.
- Bahasa
tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat
yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang
digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer,
grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
- Basis
pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui
oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara
interaktif.
Sumber:
http://ditayana.blogspot.co.id/2014/12/sistem-pengambilan-keputusan.html
Komentar
Posting Komentar